Kalender Astronomi 2014

Assalamualaikum Wr.Wb

Berikut merupakan kalender kejadian Astronomi di tahun 2014.

Sabtu, 4 Januari 2014 – Puncak Hujan Meteor Quadrantids

Hujan meteor Quadrantids mulai aktif sejak tanggal 31 Desember 2013 dan akan berakhir pada 6 Januari 2014. Puncaknya terjadi pada 4 Januari 2014 dengan perkiraan 130 meteor akan bermunculan tiap selang waktu 1 jam. Rasi Bootes yang menjadi arah munculnya meteor Quadrantids akan terbit di arah timur laut waktu sepertiga malam yang terakhir atau sekitar pukul 02:00 waktu setempat. Kabar baiknya pengamatan puncak hujan meteor Quadrantids tahun ini tidak akan terganggu sinar Bulan karena Bulan dalam fase sabit.

Minggu, 5 Januari 2014 – Oposisi Jupiter

Jika Bumi berada diantara Matahari dan Bulan, kita akan melihat bulan purnama. Bulan purnama, atau sering disebut full moon karena ketika itu permukaan Bulan yang menghadap Bumi tersinari sepenuhnya oleh Matahari, sehingga bersinar terang dan dapat terlihat sepanjang malam.

Tapi bagaimana jika posisi Bulan diganti oleh Jupiter? Ya! Jupiter purnama. Itu lah yang akan terjadi ketika Jupiter ada di titik oposisi atau berada bersebrangan dengan Matahari terhadap Bumi: Matahari – Bumi – Jupiter. Bedanya dengan Bulan, Jupiter hanya akan terlihat sebagai bintang putih terang bermagnitudo -2.7 dengan diameter sudut 46,76″. Ini dikarenakan kita melihat Jupiter dari tempat yang sangat jauh, sekitar 4,2 AU, dimana 1 AU = jarak rata-rata Bumi – Matahari. Meski demikian, Jupiter akan sangat mudah terlihat secara langsung di malam hari.

Kamis, 16 Januari 2014 – Bulan Purnama Kerdil

Bagaimana jika Bulan mencapai fase purnama saat berada di sekitar apogee atau titik terjauh dari Bumi? Ya, yang akan terjadi adalah kebalikan dari supermoon, yaitu bulan purnama berukuran kecil dan bersinar temaram. Bulan purnama kerdil tahun ini terjadi hanya 3 jam menjelang apogee dan diameter sudutnya hanya 29.38′. Ini bahkan lebih kecil dari purnama kerdil tahun 2012 yang terjadi 4 jam menjelang apogee, dan baru akan ada tandingannya pada 19 Desember 2154. Purnama kerdil ini sudah terlihat sejak lepas senja di arah timur dan akan terus berada di langit sampai esok pagi.

Minggu, 23 Maret 2014 – Venus Tertinggi di Langit Timur

Menjelang Matahari terbit, langit timur akan dihiasi bintang putih sangat terang. Namun itu bukan benar-benar bintang, melainkan “jelmaan” dari planet Venus. Saat ini Venus akan berada di kedudukan terjauhnya dari Matahari, atau sering disebut elongasi maksimum. Dengan ketinggian hingga 46,6° dari matahari dan terang hingga magnitudo -4,4 akan membuat Venus dengan sangat mudah terlihat. Venus akan terus terlihat di timur menjelang Matahari terbit hingga 220 hari mendatang. Setelah itu Venus akan tenggelam dan berpindah tempat di langit barat setelah Matahari terbenam.

Minggu, 23 Maret 2014 – Matahari di Vernal Equinox

Pergerakan tahunan Matahari saat ini akan tertambat tepat di perpotongan antara ekliptika dan ekuator. Dengan begitu Matahari akan tepat bersinar di atas garis khatulistiwa dan menyebabkan panjang siang dan malam di seluruh dunia nyaris sama tepat 12 jam. Ini juga menandakan pergantian musim. Di lintang utara akan terjadi musim semi, di lintang selatan musim gugur dan daerah tropis seperti Indonesia musim kemarau. Musim kemarau, musim langit cerah, musim terlihat banyak bintang, musim para astronom!!

Selasa, 8 April 2014 – Oposisi Mars

Setelah Jupiter, kini giliran Mars yang beroposisi. Bercahaya dari jarak 0,621 AU dari Bumi membuat Mars hanya akan terlihat sebagai bintang merah terang dengan magnitudo -1,5 atau sedikit lebih terang dari bintang paling terang bermagnitudo -1,47 yaitu Sirius. Itu artinya Mars akan sangat mudah terlihat sepanjang malam nanti dan menambah “hiruk-pikuk” langit malam. Setelah hari ini Mars perlahan-lahan mulai meredup dan bergeser ke barat kemudian tenggelam, hingga nanti beroposisi lagi 2 tahun lebih 2 bulan dari sekarang. Jadi jangan lewatkan kesempatan ini, Mars ada di langit timur sebelum tengah malam dan di barat sesudahnya.

Selasa, 15 April 2014 – Gerhana Bulan di Sebagian Wilayah Indonesia

Ketika Matahari – Bumi – Bulan berada dalam satu garis yang lurus, maka seluruh sinar Matahari ke Bulan akan terhalang oleh Bumi sehingga Bulan akan kehilangan cahayanya. Peristiwa ini dikenal dengan gerhana bulan total. Menariknya, tahun ini akan ada dua kali gerhana bulan total.

Yang pertama terjadi hari ini, namun sayangnya puncak gerhana total terjadi pada pukul 14:06 WIB hingga 15:24 WIB dimana Bulan belum terbit waktu itu. Papua adalah satu-satunya wakil Indonesia yang akan menikmati pemandangan bulan terbit sesaat setelah gerhana total terjadi, sehingga yang terlihat adalah gerhana bulan sebagian. Bulan akan meninggalkan bayangan umbra pukul 18:33 WIB dan masuk ke bayangan penumbra yang mulai bisa terlihat di Indonesia Bagian Tengah. Indonesia Bagian Barat harus bersabar karena tidak bisa menyaksikan apa-apa dan harus menunggu gerhana bulan berikutnya. (Peta dan Informasi Gerhana dari NASA)

Rabu, 23 April 2014 – Puncak Hujan Meteor Lyrids

Di waktu sepertiga malam yang terakhir, rasi Lyra akan terbit di arah timur laut sekaligus akan membuka “pintu gerbang” bagi puluhan meteor Lyrids. Hujan meteor Lyrids terjadi sejak tanggal 16 sampai 25 April 2014, dimana saat puncaknya berlangsung akan ada sekitar 20 meteor muncul tiap jam-nya. Keindahan puncak hujan meteor Lyrids tahun ini akan ditemani oleh cahaya teduh Bulan yang sedang dalam fase kuartir akhir.

Kamis, 8 Mei 2014 – Puncak Hujan Meteor Eta Aquarids

Lagi-lagi di waktu sepertiga malam yang terakhir akan menjadi waktu dibukanya “pintu gerbang” bagi penghuni langit menuju Bumi, yaitu ketika rasi Aquarius terbit di arah timur dan melepaskan meteor-meteor Eta Aquarids. Hujan meteor ini sudah bisa kita nikmati sejak tanggal 19 April dan akan berakhir pada 28 Mei 2014. Diperkirakan sekitar 30 meteor akan terlihat tiap jam ketika puncaknya berlangsung. Ketika itu pun Bulan sedang dalam fase kuartir awal dan akan tenggelam lebih dulu sebelum terbitnya rasi Aquarius, sehingga meteor bisa jelas terlihat.

Sabtu, 10 Mei 2014 – Oposisi Saturnus

Seakan tidak mau kalah dari planet-planet terang yang lain, kini Saturnus pun ikut beroposisi. Meski akan terlihat lebih redup dari planet-planet luar yang lain, Saturnus tetap menawan dengan magnitudo 0,1 sepanjang malam. Saturnus akan terlihat sebagai bintang putih terang dan ukurannya lebih kecil dari “jelmaan” planet yang lain karena jaraknya sangat jauh sekitar 8,9 AU dari Bumi.

Sabtu, 24 Mei 2014 – Puncak Hujan Meteor “Baru” Camelopardalids

Sejumlah media astronomi terkemuka mengabarkan kemungkinan terjadinya hujan meteor baru yang cukup masif. Itensitasnya sekitar 400 meteor/jam dan bahkan bisa berkembang menjadi badai meteor dengan lebih dari 1.000 meteor/jam. Hal ini dikarenakan Bumi untuk pertama kalinya akan memasuki orbit komet 209P/LINEAR yang masih penuh dengan debu dan kerikil hasil peninggalan komet tersebut sewaktu beredar.

Puncak hujan meteor baru ini terjadi pada tanggal 24 – 25 Mei 2014 selepas tengah malam hingga Matahari terbit. Pusatnya berada di rasi Camelopardalis yang terletak di langit utara sepanjang malam. Ketika puncaknya nanti Bulan sedang dalam fase sabit akhir, cukup temaram sehingga tidak akan menggangu pengamatan meteor yang redup sekalipun. Langit pun seharusnya lebih mungkin cerah karena sudah melewati masim pancaroba, memasuki musim kemarau.

Dengan kesempatan sebaik ini, maka bersiaplah untuk pergi jauh-jauh dari perkotaan yang dipenuhi polusi cahaya untuk menikmati liburan ke perdesaan yang gelap gulita sembari berburu meteor baru ini. Liburan bersama keluarga dan sahabat ditemani langit gelap berbintang dan ratusan meteor tiap jamnya pasti akan menjadi momen indah tak terlupakan.

Rabu, 28 Mei 2014 – Istiwa’ Adhom

Adanya kemiringan sumbu rotasi Bumi terhadap ekliptika membuat Matahari terlihat seolah bergeser kadang condong ke utara, kadang tepat di ekuator, kadang malah condong ke selatan. Pergerakan semu tahunan ini mengakibatkan Matahari rutin transit tepat diatas tiap wilayah di sekitar khatulistiwa. Termasuk diantaranya adalah ka’bah, kiblat umat muslim.

Tiap tahun pada hari ini waktu ba’dha ashar atau sekitar jam 16:18 WIB Matahari akan tepat berada diatas Ka’bah. Dengan begitu, tiap bayangan Matahari akan mengarah ke Ka’bah sehingga dapat dimanfaatkan untuk mengoreksi arah kiblat. Peristiwa ini akan terjadi lagi pada 16 Juli 2014 dan berulang diwaktu yang sama tiap tahunnya.

Rabu, 2 Juli 2014 – Komet C/2014 E2 Jacques Mencapai Perihelion, Terlihatkah?

Komet C/2014 E2 Jacques baru saja ditemukan pada 13 Maret 2014 oleh astronom Brazil, Cristovao Jacques. Saat ditemukan, komet ini masih sangat redup dengan magnitude +11. Namun dalam selang hanya 3 minggu kecerlangan komet ini meningkat drastis menjadi magnitude +9. Jika ini berlanjut, maka kemungkinan besar komet ini akan cukup terang untuk diamati langsung dengan magnitude mencapai +1 saat perihelion hingga +2 sebulan sesudahnya. Itu artinya komet Jacques akan seterang bintang di sabuk Orion.

Selama bulan Juli 2014 komet Jacques sudah cukup tinggi dengan ketinggian lebih dari 10° diatas horison timur saat Matahari terbit. Tentu ini akan memudahkan pengamatan meski kelak komet ini tidak akan terlalu terang. Bahkan ini akan lebih mudah dibanding berburu komet ISON tahun lalu yang sangat terang tapi juga sangat dekat Matahari.

Senin, 11 Agustus 2014 – Super-Moon

Supermoon adalah peristiwa dimana bulan mencapai fase purnama di sekitar titik perigee atau titik terdekat dengan Bumi. Akibatnya Bulan akan terlihat lebih dekat, terang dan besar dengan diameter sudut mencapai 33,47’ sepanjang malam. Tentu dengan begitu Bulan akan semakin menggoda untuk dilihat.

Rabu, 13 Agustus 2014 – Puncak Hujan Meteor Perseids

Salah satu hujan meteor yang paling banyak ditunggu, termasuk penulis, adalah Perseids. Berada di tengah musim panas dan cukup konsisten menghasilkan meteor yang melimpah jadi alasannya. Meteor Perseids sudah bisa terlihat sejak 17 Juli hingga 24 Agustus 2014, dimana waktu puncaknya bisa terlihat hingga 100 meteor per jam. Rasi Perseus sang “white hole” bagi meteor-meteor Perseids akan terbit setelah tengah malam diarah timur laut. Sayangnya Bulan yang baru melepas fase purnama akan bersinar terang benderang sepanjang akhir malam dan membuat meteor redup tak terlihat. Semoga saja banyak fireball !!

Senin, 18 Agustus 2014 – Konjungsi Venus – Jupiter

Bagaimana jadinya jika dua bintang putih terang saling berdekatan? Bagaimana jika salah satu bintang bersinar “gagah” dengan magnitudo -3,3 dan yang lain bersinar “teduh” dengan magnitudo -1,3? Bagaimana jika jarak yang memisahkan keduanya bahkan lebih tipis daripada separuh diameter Bulan? Temukan jawabannya hari ini setelah subuh hingga Matahari terbit di arah timur, karena Venus akan “meminang” Jupiter waktu itu.

Ceilaaah planet aja lamaran, kamu kapan mblo? #ehh *digetok Oke, fokus. Tapi karna masih sebatas “lamaran”, kedua planet ini masih akan menutupi kebersamaan mereka dengan menempatkan diri rendah di atas horison. Jadi pastikan langit timur bersih dari pohon, bangunan atau apapun yang bisa menghalangi medan pandang.

Selasa, 23 September 2014 – Matahari di Autumnal Equinox

Setelah “berjalan-jalan” ke langit utara, kini Matahari akan kembali ke langit selatan dan singgah sejenak di perpotongan ekliptika dan equator. Menyebabkan Matahari tepat bersinar di atas khatulistiwa dan menyinari seluruh bagian Bumi sama rata. Siang dan malam panjangnya akan sama 12 jam. Ini juga menandakan pergantian musim. Di lintang utara akan terjadi musim gugur, di lintang selatan musim semi dan di Indonesia sendiri musim penghujan. Tak lama setelah ini akan kita pecinta langit akan memiliki masalah serius dengan awan.

Rabu, 8 Oktober 2014 – Gerhana Bulan Total

Inilah gerhana bulan total kedua sekaligus terakhir di tahun ini. Gerhana bulan total kali ini lebih bersahabat karena fase totalnya bisa teramati di seluruh wilayah Indonesia. Bulan memasuki penumbra pukul 15:15 WIB sehingga wilayah Indonesia Bagian Timur akan menikmati Bulan terbit saat gerhana penumbra terjadi. Kemudian Bulan akan memasuki umbra pukul 16:14 WIB sehingga Indonesia Bagian Tengah akan melihat Bulan terbit saat gerhana bulan sebagian terjadi. Seluruh permukaan Bulan akan memasuki umbra pukul 17:25 WIB sehingga wilayah Indonesia Bagian Barat akan melihat Bulan terbit tepat saat gerhana bulan total berlangsung. Gerhana bulan total akan berakhir pada 18:23 WIB dan gerhana bulan sebagian akan menyusul berakhir pada 21:34 WIB. (Peta dan Informasi Gerhana dari NASA)

Rabu, 22 Oktober 2014 – Puncak Hujan Meteor Orionids

Kini giliran rasi paling terkenal, Orion, yang akan mendatangkan meteor-meteor Orionids sejak tanggal 2 Oktober hingga 7 November 2014. Setelah tengah malam rasi Orion sudah cukup tinggi di arah timur dan akan makin tinggi hingga sudah ada di meridian waktu subuh. Pada puncaknya sekitar 20 meteor akan memasuki kubah langit tiap jam-nya. Bulan yang sedang menjelang fase bulan baru tidak akan ikut campur dalam perburuan meteor Orionids tahun ini.

Selasa, 18 November 2014 – Puncak Hujan Meteor Leonids

Diam-diam menghanyutkan. Itulah pribahasa yang tepat untuk hujan meteor Leonids. Meski tahun-tahunnya kebanyakan diisi oleh hujan meteor beritensitas rendah, namun sesekali Leonids menggebrak dunia dengan badai meteor yang sangat kuat. Buktinya badai meteor terdahsyat sepanjang sejarah ditorehkan oleh Leonids tahun 1966 dengan itensitas hingga 150.000 meteor per jam.

Meski demikian, tahun ini diperkirakan Leonids akan kembali “diam” dengan hanya menunjukkan sekitar 20 meteor per jam saat puncaknya. Rasi Leo sebagai “pintu gerbang” meteor-meteor Leonids akan berada di timur setelah tengah malam di temani oleh bulan sabit.

Minggu, 14 Desember 2014 – Puncak Hujan Meteor Geminids

Hujan meteor yang juga konsisten menghasilkan banyak meteor adalah Geminids. Tahun ini diperkirakan akan ada 90 meteor tiap jam di waktu puncaknya. Hujan meteor ini sudah bisa diamati sejak tanggal 7 hingga 17 Desember 2014. Rasi Gemini yang menjadi titik radian sudah siap siaga dilangit timur sejak pukul 20:00 waktu setempat dan sudah menyebrang ke langit barat pukul 02:00 waktu setempat. Tahun ini puncak hujan meteor Geminids akan dihiasi oleh sinar temaram Bulan yang menjelang fase kuartir akhir.

Nah itulah fenomena antariksa yang diperkirakan akan terjadi selama tahun 2014. Beberapa peristiwa yang tidak bisa terlihat di Indonesia sengaja tidak diulas oleh penulis. Diantaranya seperti gerhana matahari sebagian 29 April 2014 yang terjadi di Antartika dan gerhana matahari sebagian 23 Oktober 2014 yang terjadi di Amerika Utara.

Sekian semoga memberikan manfaat, Terimakasih 🙂

Wassalamualaikum Wr.Wb

Sumber : http://kalastro.blogspot.com/2013/12/inilah-pentas-langit-selama-tahun-2014.html

One thought on “Kalender Astronomi 2014

Leave a comment